Aku harus pulang, menyiapkan meja makan. Kutaruh saja tas kresek itu di kursi kayu dekat kompor minyak. Bokep indonesia Tapi aku tidak berani masuk. Tapi aku juga ingin benda itu dipegangnya. Beliau masih sering tugas luar kota. Kemaluanku mengeras sehingga seperti terjepit rasanya. Nah. Sudah belum? Lemas. Aku berdiri di samping tempat tidur. Sudah dingin, Mbak? Di luar aku nggak berani dengerin radio lagi. Tapi mau ke mana dan mau ikut siapa? Tanpa ba-bi-bu semua kulaksanakan. Tolong sabunilah biar hilang baunya. Saat itu aku putus sekolah. Aku harus membereskan semua pekerjaan di rumah, baru aku berani keluar untuk maen. Kompornya meledak. Mbak Narsih melihat keraguanku tadi. Satu tanganku di pinggangnya. Aku menengok ke kamar tidurnya, tidak ada. Aku hidup bersama Ibu sejak kecil, karena ayah sudah lama meninggal. Kuurut-utur bibir bawahnya yang segera basah dan terbuka sendiri. Sayur sudah masak. Pelan, pelan. Kupijit hidungku.Kun, buka pintu WC dan semprot aku ya kudengar suaranya dari dalam.




















