Rupanya dia mencapai puncak kenikmatannya. Mengapa? Bokep Jepang Dada saya berdegup kencang menyaksikan diri saya di rekaman tersebut. Betapa bodohnya saya. Saya menggerakkan jari saya ke daerah klitorisnya dan mencari titik sensitif tersebut. “Ah… Enak… Vii…” harus saya akui bahwa permainannya begitu nikmat.Setelah pinggul saya terasa capek, saya mengganti gerakan saya dengan gerakan memutar. Perlahan dan penuh perasaan saya mengulum dan melumat bibirnya.Degup jantung saya semakin cepat ketika saya mengarahkan tangan kanan saya ke arah dadanya yang masih tertutup handuk. Jari tengah saya bisa menyentuh mulut rahimnya yang juga merupakan titik sensitifnya. “Saya memang wanita malam… maafkan saya…” pinta Vivi, “Mama saya sakit jantung dan memerlukan biaya yang besar untuk mengobati penyakitnya. Jari tengah dan telunjuk saya menyusuri lubang kewanitannya dengan gerakan yang semakin cepat.“Ah… Enak… Gus… lebih cepet donggg…” Pinta si Vivi, “Gua udah nggak tahan… Masukin punya kamu Gus… Masukin Gus..”
Saya tidak menghiraukannya, melainkan meneruskan jilatan dan gerakan jari tanganku. Ketika kancing tersebut terbuka, terpampanglah pemandangan sepasang gunung yang begitu indah.
