“Cepatlahh.. Bokeb Ia sengaja mempermainkan perasaanku dengan agak perlahan membuka bajunya. “Oooh jadi servis plus nih?” tanyaku. Sialan! “OK lah…” Ia mulai mengambil minyak pijat dan memijat tangan dan dadaku.Wahhh ia naik dan duduk di perutku. “Habbiss kamu gitukan sih, siapa tahannn…” Ia memakluminya dan agaknya tahu kalau aku baru pertama kalinya. “Sialan! “Oooh jadi servis plus nih?” tanyaku. Sembari ia memijat pahaku, dadanya yang montok kadang juga menggesek kakiku, wahhh kenyal sekali! lemes nihh,” kataku.“Udah lahh.. kamu manja deh,” katanya, dengan cekatan tangannya yang mulus dan lentik itu pun mencopot sabuk di pinggangku kemudian melucuti celanaku. slepp!” “Arghh… ihhh… ssshhh,” ia agak kaget rupanya menerima hujaman pusakaku yang besar itu. “Ini bagianku,” katanya sambil menuding adikku yang seakan mau meledak. Dengan ramah ia mempersilakan aku masuk ke ruang pijat, ruangan selebar 4×4 dengan satu ranjang dan sebuah kipas angin menggantung di atasnya.




















