Kurang..?”, tanyanya. Bokep China Aku sendiri yang menjemputnya di bandara. Aku langsung mengemasi pakaian dan apa saja milikku yang bisa termuat ke dalam tas ransel. “Mobilnya mogok, Nyonya..?”, tegurku dengan sikap ramah. Selembar ijazah SMP yang kubawa dari desa, ternyata tidak ada artinya sama sekali di kota ini. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali Ternyata ijasah yang kubawa dan kampung hanya bisa dipakai untuk jadi pembantu. Bahkan dari Bi Minah, yang tugasnya memasak itu aku baru tahu kalau bukan hanya aku yang sudah menjadi korban kebuasan nafsu seks Nyonya Wulandari. Tapi Nyonya Wulandari selalu memberiku obat perangsang, kalau aku sudah mulai tidak mampu lagi melayani keinginannya yang selalu berkobar-kobar itu. Bagaimanapun aku lelaki normal. Kamu bisa setir mobil apa. Dan tentu tidak sendiri saja, tapi bersama Nyonya Wulandari. Tapi siapa yang menyangka kalau ternyata kehidupan di kota besar, justru lebih keras dan pada di desa.
