Kemudian wajahnya sudah berada diantara kedua pahaku. Kali ini Dodi tak mau tidur di kamarnya. Bokep Cina Wajahnya murung.“Anakku telah terbuang, Ma.”“Tak ada jalan lain, sayang,” bisikku menenangkan gemuruh dadanya.Aku kembali datang ke rumah pembuat ramuan itu. Tapi kami tak pernah sepatah katapun bercerita tentang persetubuhan kami. Untuk mengatasi kesibukan, kami pun sudah memiliki seorang pembantu. Dengan lesu Dodi mengecup bibirku sejenak. Aku berpikir, anakku tak puas-puasnya kah menyetubuhi diriku? Sesekali kami bercerita sembari tertawa kecil. Aku dan Dodi terlalu asyik. Kenapa? Aku mendekatinya, dengan maksud agar dia tetap hidup semangat menghadapi semua ini.Jika pagi, kami selalu berdua di rumah. Salahkah aku mengatakan kepada Dodi kalau aku merindukannya? Aku limbung. Membutuhkan belaiannya. Pelukan yang tak pernah aku rasakan dari almarhum suamiku. Akhirnya, setelah menjelang subuh, kami belum juga memejamkan mata. Wajahnya murung.“Anakku telah terbuang, Ma.”“Tak ada jalan lain, sayang,” bisikku menenangkan gemuruh dadanya.Aku kembali datang ke rumah pembuat ramuan itu. Dodi meringkih. Kami singgah di sebuah tempat untuk makan minum pagi itu, walau
