Kan kita sama-sama punya kontol.”Sentot mendekat lagi. Bokep Lalu sebentar kemudian ada yang melongok. Kukocok perlahan, Sentot meringis kegelian atau perih. Bukan karena sentuhan dukun.Tanganku membuka kain yang menutupi kontol Sentot. Panjang dan besar kontolku ini memang sudah dari sananya. Apalagi dijaga oleh seorang penjaga dengan busana tanpa atasan. Bukan karena sentuhan dukun.Tanganku membuka kain yang menutupi kontol Sentot. Aku coba membiasakan diri dengan ini. tidak apa-apa Tot… nanti kamu juga boleh pegang punyaku. Untung saja dia masih punya nafsu.Setelah beberapa kali remasan kontol Sentot mengeras juga. Lalu sebentar kemudian ada yang melongok. Aku mulai membiasakan diri selama beberapa menit hingga bisa duduk di bawah pancuran mata air panas. Satunya memang bergaya ‘agak’ gemulai tapi satunya mirip Rio Dewanto. Aku tidak begitu mempedulikan semua itu.Sentot begitu nama penjagaku selain pak Marto Tua yang hobinya tidur.“Tot, kamu segede ini pernah coli gak?”Kumulai percakapan ke arah yang tepat.“Apa itu mas?”Kuperkirakan awalnya awal duapuluhan atau mungkin belum sampai dua puluh.




















