Kumasukkan (meskipun hanya bisa sepertiga yang masuk), kemudian aku keluarkan lagi, dan terus kulakukan itu sampai anus Widya menjadi sedikit licin dan longgar. Bokep Live Pada keesokan harinya, aku tidak pernah lagi melintasi jalan di sekitar sekolah Widya dan juga segera mengganti nomor dan penampilan mobilku untuk menghindari pelacakan dari pihak berwajib. Kenapa Om perlakukan aku seperti ini!! Kebetulan aku sudah mengetahui nomor HP-nya, sehingga aku tinggal missed call dia dari kejuhan dan dia langsung paham maksudku (agar dia tidak lupa dengan janjinya). Aku tidak menanggapi makiannya, karena justru Widyalah yang sekarang tampak seperti seonggok daging hidup yang hina, pikirku. Dengan begitu aku bisa lebih kasar lagi menghadapimu! Bangsaat kamu!! Apaa..!?” Aku kemudian mengulum vaginanya dan menghisap-hisapnya serta tanganku menggelitikinya dengan harapan dia akan mengompol. Ampuun!!”Widya hanya bisa merespons permainan terakhirku dengan memaki-makiku. Apa salahku?? Umurku 30 tahun, sebut saja namaku Zen (bukan nama sebenarnya).
